Dua Masakan Khas Indonesia Masuk Daftar Makanan Terburuk Dunia Versi TasteAtlas
Halo Sobat 24! 🌏 Makanan khas Indonesia memang terkenal akan kelezatannya. Namun, tahukah kamu bahwa ada dua masakan Indonesia yang masuk dalam daftar makanan terburuk dunia versi TasteAtlas? Penasaran apa saja makanan tersebut dan bagaimana penilaiannya? Yuk, kita bahas bersama!
Penilaian Berdasarkan Ulasan Audiens
TasteAtlas, platform panduan kuliner global, menggunakan metode penilaian ketat untuk menyusun daftar ini. Penilaian berdasarkan ulasan dari audiens mereka, dengan validasi data untuk memastikan akurasi, seperti:
- Mengidentifikasi pengguna asli.
- Mengabaikan ulasan dari bot, nasionalis, atau patriot lokal.
- Memberikan bobot lebih pada ulasan dari pengguna yang memiliki wawasan kuliner luas.
Pada 8 Januari 2025, TasteAtlas merilis daftar 100 makanan dengan rating terburuk di dunia, melibatkan lebih dari 596.403 ulasan. Dari jumlah tersebut, 385.835 ulasan dinyatakan valid.
Dua masakan khas Indonesia yang masuk dalam daftar ini adalah Tinutuan dan Paniki. Berikut ulasannya:
1. Tinutuan
Peringkat: 16 dari 100 makanan terburuk dunia.
Tinutuan, juga dikenal sebagai bubur Manado, adalah bubur khas asal Sulawesi Utara. Hidangan ini dibuat dari campuran beras dan aneka sayuran seperti:
- Bayam,
- Labu kuning,
- Singkong,
- Jagung.
Tinutuan biasanya disajikan dengan ikan asin dan sambal, serta dinikmati sebagai sarapan pagi. Walaupun banyak orang lokal menyukai cita rasanya yang kaya dan teksturnya yang lembut, sebagian orang asing merasa tidak nyaman dengan konsistensinya yang terlalu cair dan rasa sayurannya yang dominan.
2. Paniki
Peringkat: 36 dari 100 makanan terburuk dunia.
Paniki adalah hidangan tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara, yang menggunakan kelelawar sebagai bahan utama. Cara pembuatannya cukup unik:
- Kelelawar dipanggang untuk menghilangkan bulu.
- Tubuhnya dibersihkan, isi perutnya dikeluarkan, dan dagingnya dipotong-potong.
- Daging kemudian direbus dengan santan dan bumbu seperti bawang, jahe, serai, dan pasta cabai.
Meski populer di daerah asalnya, Paniki sering dianggap aneh atau tidak biasa oleh sebagian besar wisatawan internasional karena penggunaan kelelawar sebagai bahan utamanya.
Mengapa Masakan Ini Dianggap Buruk?
- Tinutuan: Teksturnya yang cair dan rasa dominan sayuran sering kali dianggap tidak menarik oleh mereka yang lebih terbiasa dengan rasa yang kuat atau konsistensi yang lebih padat.
- Paniki: Penggunaan bahan utama yang tidak lazim (kelelawar) membuat banyak orang merasa enggan mencicipinya.
Kelebihan dan Kekurangan Masakan Ini
Kelebihan:
- Tinutuan:
- Menyehatkan karena kaya akan serat dari sayuran.
- Menggunakan bahan lokal yang mudah didapatkan.
- Paniki:
- Merupakan kuliner khas yang unik dan kaya akan sejarah budaya.
- Cita rasa bumbu rempahnya sangat kuat dan otentik.
Kekurangan:
- Tinutuan:
- Tidak semua orang menyukai rasa sayurannya yang mendominasi.
- Penampilannya dianggap kurang menarik oleh sebagian orang.
- Paniki:
- Bahan utama (kelelawar) tidak lazim dan cenderung kontroversial.
- Proses memasaknya dianggap rumit bagi yang tidak terbiasa.
Kesimpulan
Sobat 24, meskipun kedua masakan ini masuk dalam daftar makanan terburuk versi TasteAtlas, jangan lupa bahwa setiap hidangan memiliki konteks budaya dan selera masing-masing. Kita patut bangga dengan keragaman kuliner Indonesia yang kaya akan rasa dan tradisi.
Apakah Sobat sudah pernah mencicipi Tinutuan atau Paniki? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar ya! 😊
Sumber:
https://www.merdeka.com/uang/dua-masakan-khas-indonesia-masuk-daftar-makanan-terburuk-di-dunia-280941-mvk.html?page=3